Manusia dan Fase Kehidupannya
Para ulama sepakat bahwa kehidupan seseorang itu dapat dibagi
menjadi beberapa fase sebagai berikut :
- Dari mulai lahir sampai usia dua tahun disebut fase persiapan
- Dari mulai usia dua tahun sampai enam tahun disebut fase permulaan anak-anak
- Dari mulai usia enam tahun sampai usia dua belas tahun disebut fase paripurna anak-anak
- Dari usia dua belas tahun sampai usia lima belas tahun disebut fase permulaan remaja
- Dari usia lima belas tahun sampai usia delapan belas tahun disebut fase pertengahan remaja
- Dari usia delapan belas tahun sampai dua puluh dua tahun disebut fase paripurna remaja
- Dari usia dua puluh dua tahun sampai usia tiga puluh tahun, disebut fase kematangan dan Pemuda.
- Dari usia tiga puluh tahun sampai usia enam puluh tahun, disebut fase pertengahan usia atau kajantanan.
- Dari usia enam puluh tahun dan sterusnya disebut fase lanjut usia
Jelas sekali, bahwa fase kanak-kanak dan fase ramaja digambarkan
sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian seseorang. Dengan andil bantuan dari
kaum ayah dan para pendidik yang interes mengurusi pendidikan anak-anak dan
remaja, Insya Allah kita akan sukses dalam membina para pemuda yang sehat jiwa,
akal dan badannya.
Saat Yang Tepat untuk Pendidikan
Ketika seseorang sudah memasuki fase usia muda, yakni setelah usia
dua puluh tahun, namun pendidikannya pada fase anak-anak dan remaja belum
sempurna, ini menunjukan ia mengalami keterlambatan. Dan pada saat seperti itu,
yang dituntut adalah pengobatan atau penanggulangan, bukannya mendidik.
Dalam hal ini yang mulia Syaikh Mutawali Sya’rawi mangatakan,
Ada problem yang biasa kita
sebut mengenai pendidikan anak muda. Padahal yang seharusnya kita katakana
adalah penaggulangan anak muda. Sebab jelas beda antara pendidikan yang berarti
menjaga dari penyakit dan pengobatan yang berarti menanggulangi penyakit.
Apabila ada penyakit pada anak muda, ketahuilah bahwa ada salah
satu fase kehidupannya yang terlewati tanpa pendidikan. Dan kalau sudah
demikian, maka jangan anda katakan didiklah ia. “Tetapi katakanlah,” Obatilah
Dia” disinilah sulitnya. Kenapa ? karena ketika seorang pemuda sampai pada
batas kedewasaan, hal itu menuntut munculnya perasaan ego. Dan rasa ego inilah
yang sering mencelakakan kaum bapak, kaum ibu dan juga masyarakat. Ciri penting
rasa ego ialah menyukai kebebasan sebelum terpenuhinya unsur-unsur kebebasan
secara sempurna. Dan itu berarti kerusakan.
Seseorang di antara kita menghadapi
anaknya dengan sabar sampai pada batas usia tertentu. Kemudian ia mndengar
anaknya mulai berani menentang pendapatnya. Suatu saat anda juga bisa
mengalaminya, karena hal itu merupakan suatu kemungkinan yang selalu terbuka.
Tetapi apakah rasa ego tersebut bisa diatasi ? kalau seseorang dididik
pada fase pendidikan dan diajari pada fase pengajaran, tentu hal itu bisa
diatasi. Tetapi kalau kedua fase tadi terlambat dilewati dan rasa ego dituruti,
maka masalahnya mulai runyam. Anak yang bersangkutan akan melakukan hal-hal
yang tidak baik dalam pandangan lingkungannya yang digambarkan pada sosok para
pendidik dan kedua orangtua.
Pendidikan yang ditujunIslam adalah, jika seseorang pendidik mampu
menjalankan peranannya secara maksimal dan proposional. Seseorang pendidik akan
selalu berhadapan dengan lingkungannya yang memang membutuhkannya. Salah satu
tugas penting pendidik ialah memindahkan konsep akhlak pada perilaku kehidupan
nyata.
Apabila pendidik mampu menjalankan perannya tersebut, itu berarti
seseorang yang didik secara sempurna telah melewati dua fase :
Fase pendidikan yang sering dilanggar. Dalam hal ini kita tidak
perlu menghukum yang bersangkutan, tetapi mengarahkannya.
Fase pengajaran yang juga sering dilanggar. Dan dalam hal ini, kita
harus memberikan pelajaran kepada yang bersangkutan atas pelanggaran yang telah
dilakukan.
Jika seseorang menemukan sosok pendidik yang baik seperti ini, itu
berarti ia berada di tangan orang yang bsa dipercaya. Di bawah penanganan sosok
pendidik seperti ini, seseorang anak yang dididik akan memperoleh curahan kasih
sayang. Ia tidak akan ditipu dalam aturan-aturan pendidikan. Satu hal yang
patut diketahui, seorang anak didik itu ibarat “sebuah adonan” yang bisa
dibentuk sesuai keinginan yang mendidik. Dan pada dasarnya, seseorang itu layak
dibentuk dengan bentuk yang baik dan juga layak dibentuk dengan bentuk yang
buruk.
Karena itu Rsulullah SAW bersabda : “Setiap anak itu dilahirkan
dalam keadaan suci.” Kepada kita beliau memberikan contoh bahwa lingkungan
pertama bagi seseorang ialah kedua orang tuanya. Makanya beliau lalu bersabda,
“Kedua ibu bapaknyalah yang membuat ia menjadi Nasrani atau Majusi. Wallahua’lam
0 komentar... Baca dulu, baru komentar
Posting Komentar